Kipas Angin Listrik Laku Keras saat Warga Paris Berusaha Melawan Gelombang Panas
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Sumber : Reuters

Jakarta, tvrijakartanews - Warga Paris dan wisatawan datang untuk membeli kipas angin listrik di salah satu toko di ibu kota Paris pada Senin (30/6) saat gelombang panas awal musim panas melanda Prancis dengan suhu di Paris mencapai 37 derajat Celsius (98,6 Fahrenheit).

Manajer penjualan toko peralatan listrik Darty di Paris timur mengatakan mereka telah menjual puluhan kipas angin listrik sejak Senin pagi, dan beberapa ratus selama akhir pekan, dengan pelanggan mencari model kecil hingga besar untuk mendinginkan apartemen mereka. Mereka juga menjual kipas angin yang mengeluarkan kabut dan AC.

“Dibandingkan tahun lalu, kami jelas memulai dengan jauh lebih kuat. Kami memiliki suhu yang lebih tinggi di awal musim panas. Jadi, jelas, itu membuat perbedaan. Namun, secara umum, permintaan kipas angin saat ini jauh lebih banyak. Jadi, bisa juga karena alasan ekonomi, atau untuk solusi cepat yang tidak menghabiskan terlalu banyak ruang. Ada banyak keuntungan," katanya.

Pemilik restoran Robert Compagnon membeli dua kipas angin dan mengatakan Paris tidak benar-benar beradaptasi dengan suhu panas ekstrem.

“Tidak ada AC (pendingin ruangan), saya tidak tahu apakah itu hal yang baik, karena saya tidak suka AC, saya lebih suka kipas angin, tetapi ah, tidak, itu tidak terlalu disesuaikan. Tetapi apa yang disesuaikan, saya kira? Saya tidak suka tempat-tempat yang hanya memiliki AC, saya tidak suka tempat-tempat yang… jadi tidak ada adaptasi yang nyata, bukan?” ujarnya.

Peramal Meteo France telah menempatkan 16 departemen termasuk kawasan Paris dalam status siaga merah, peringatan paling serius akibat gelombang panas mulai Selasa (1 Juli) sementara 68 departemen dalam status siaga oranye.

Suhu diperkirakan mencapai puncaknya di Prancis pada hari Selasa dan Rabu (2 Juli) sementara kebakaran hutan terjadi pada hari Minggu (29 Juni) di departemen Aude barat daya, di mana suhu mencapai lebih dari 40 derajat Celsius (104 Fahrenheit) yang membakar 400 hektar dan memaksa evakuasi sebuah perkemahan dan sebuah biara, kata pihak berwenang.